Generasi Gangnam Style…
(Bunda Zara, orang tua murid
SMAIT Thariq Bin Ziyad)
“Teteh… tolong bantu Ibu dong…” Panggilku pada si sulung
dengan suara separuh berteriak. Ini
panggilan yang ketiga dan masih belum ada jawaban maupun reaksi dari yang
dipanggil. Herggg… ngapain sih tuh anak? Ibunya sedang repot malah enak-enakkan di
kamar. Dengan ‘tanduk’ yang sudah mulai numbuh di kepala dan gigi yang mulai
‘bertaring’ aku terpaksa menyibak tirai
kamar. Oalaaa… si teteh sedang asik baca
buku. Telinganya tersumpal
earphone. Kepalanya ikut bergoyang. Pasti lagi
asik dengerin music deh! Pantas saja tidak menyahut panggilanku.
Akhirnya aku
dan suami memutuskan untuk membuat aturan buat si sulung yaitu tidak
diperkenankan mendengarkan music lewat earphone. Dua alasan utamanya adalah supaya kami tahu
music atau apa saja yang anak kami dengar dan kalau dipanggil dia bersegera
menyahut. Untunglah anakku patuh dengan
aturan itu, sehingga kami bisa memantau apa saja yang dia dengar. Masalah berikutnya adalah, giliran kami yang
geleng-geleng kepala. Bukan karena ikut
menikmati alunan music yang didengarkan anakku, Namun karena merasa prihatin
dengan selera dia yang sangat jauh dari yang kami harapkan.
Lucu saja
rasanya! Satu sisi dia cukup rajin
membaca, menghafal dan mengulang hafalan Al Qur’annya. Namun di sisi yang lain, hobby barunya pada
music, seperti gambaran langit dan bumi.
Karena music yang disukainya bukan sejenis nasyid seperti kebanyakan
para santri atau siswa sekolah Islam.
Anakku malah penyuka berat penyanyi dan musisi dari negeri Korea. Sederet lagu dari penyanyi dan grup negeri yang
sebagian besar penduduknya bermata sipit
itu dikoleksinya dengan hampir lengkap, semisal SUJU, Arashi, Taecyon, UKiss, 2
NE1, 4 Minutes, Big Bang, BEAST, SEAMO, Shine, dan masih banyak lagi yang
lainnya. Terakhir SPY yang meledak
lewat Gangnam Style nya.
Prihatin dan
miris melihat anakku, yang notabene bisa mewakili generasi muda negeri, yang
dalam keseharian insya Allah beres dan tak ada masalah, ternyata lebih menyukai
seni dan lagu-lagu orang luar dibanding seni dan lagu dari negeri sendiri. Even Nasyid gitu loh! Padahal kalau dibandingkan dari beberapa
aspek, rasanya kok ya masih lebih baikan seni dan lagu negeri kita. Sebutlah music dangdut dengan raja dangdutnya
yang terkenal, Bang Haji Rhoma Irama, music pop dengan sederet penyanyi dan
grup band nya yang sudah kondang sampai negeri seberang, jazz, rapp dan jenis
music modern lainnya. Suara dan aransemen lagunya cukup enak didengar kok…
Berbagi rasa
prihatin, aku mencoba curhat tanpa sengaja dengan orang tua yang mempunyai anak
seumuran sulungku. Bersekolah di boarding pula.
Jawabannya membuatku sedikit syok.
Ternyata lagu-lagu Korea memang sedang trend di kalangan anak remaja
sekarang yang tentu saja digemari juga oleh anak temanku ini. Bahkan tidak hanya music dan lagunya saja,
drama dan sinetronnya pun sudah menjadi semacam “Virus” tersendiri di kalangan
remaja dan wanita Indonesia. WOW!!! So…
Aku harus bilang “Amboiiii” gitu???
Terlepas dari
rasa prihatin, sebagai orang tua tentu kita tidak bisa tinggal diam menghadapi
persoalan yang bukan remeh temeh ini.
Tiwasgas adalah hal paling penting untuk menjaga jangan sampai buah hati
kita terbawa jauh arus “globalisasi”.
Namun bukan berarti kita “streng” juga melarang mereka mendengarkan
music kesukaannya. Bermain tarik ulur
sebagaimana memainkan layang-layang adalah salah satu cara. Kita harus tahu, kapan bisa mengulur dan
kapan harus menarik tali kendali pada anak-anak kita. Asalkan kegemaran ini tidak sampai mengganggu
atau merusak pribadi dan tugas utama yang lain.
Berilah mereka kelonggaran.
Jangan sampai mereka akhirnya menyembunyikan hal-hal berbahaya di
belakang kita. Karena biar bagaimana
pun, music masih jauh lebih baik dibanding pergaulan bebas maupun narkoba.
“Tenang Bu… biar aku suka music
Korea dan segala hal tentangnya, aku masih bisa control diri kok…” Jawaban
sulungku yang diucapkan dengan mantap itu membuatku lega. Alhamdulillah… bisikku. @
Satu pagi, usai berbaris di
depan kelas, murid kecilku Rizki, berjalan menuju tempat duduknya. Mulutnya bersenandung sambil bergoyang menirukan gerakan yang sedang trend itu… U
uuh.. oppa gangnam style…Oppa gangnam style!!!
Terpaksa kali ini aku harus bilang WOW lagi !!! Ternyata PR ku masih belum
tuntas!!! (Bekasi,
10 Desember 2012)