Tuesday 14 April 2015

Satu pagi dalam Sepiku ...



Pria Idaman Lain ...
(Catatan Kecil untuk direnungkan para pasangan suami-istri ...                            by : Bunda Zara)
Pada suatu Sabtu pagi.  Mendadak ada keinginan untuk berkeliling kota bersama anak-anak.  Kebetulan suamiku harus pergi ke luar kota untuk satu urusan pekerjaan.  Terjadilah dialog seperti ini.
            “Yah, ibu pinjam mobil ya.” Sengaja tak kuurai maksud peminjaman mobil hari itu untuk keperluan apa.
            “Uhm, Jangan deh.? ” Jawabnya setelah jeda beberapa saat.
            “Loh, kok jangan.  Kenapa?”  Mendadak ada sedih dalam nada bicaraku.  Pelit. 
            “Buat apa sih, mau ke mana?”
Mendung di hati membungkam bibirku pada akhirnya.  Larangan itu membuatku sedih.
            “Ayah takut ibu pergi dengan PIL...”
Ups!!  PIL??  Ga salah dengar kah aku? PIL is the mean Pria Idaman Lain kan?  Wowww. 
            “Astaghfirullah... benar sekali dugaan Ayah.”  Seruku sambil cengengesan.  “Ya sudahlah... ga usah.  Padahal ibu kan mau bawa anak-anak jalan-jalan.”  Semangatku langsung melorot ke titik nol.  Kalimat yang diucapkan suamiku sungguh menikam.  Mungkin dia tak bermaksud serius.  Just kidding.  Tapi rasanya .... ada benarnya sih. 
Upss lagi deh!!
Betul sekali dugaan suamiku.  Aku memang punya PIL, alias Pria Idaman Lain.  Tak Cuma satu.  Lebih malahan.  Mau tau siapa mereka?
Pria Idaman Lain pertamaku adalah Muhammad.  Tapi beliau sudah lamaaaa berpulang ke Rahmatullah.  Jauh sebelum aku lahir ke bumi.  Ribuan tahun yang lalu pastinya.  Aku mengenalnya hanya lewat buku dan cerita yang kudengar.  Tapi dari cerita itu saja, aku langsung jatuh cinta.  Ciusss banget. 
Muhammad adalah laki-laki yang konon katanya ganteng.  Banget.  Tapi bukan itu yang membuatku jatuh cinta dan mengidamkannya.  Kesabaran, kelembutan, kejujuran, sifat kasih sayangnya pada wanita telah membuatku mendambakan laki-laki seperti beliau.  Sayangnya, beliau seorang Nabi dan Rasul.  Dibanding aku?  Yaaah... aku mah apa atuh?
Pria idamanku yang kedua adalah Nicholas Syahputra.  Ganteng dan cool.  Ga tau kenapa, tiap melihatnya aku merasa bergetar dan sejuuuuk.  Hahaha ... tapi lagi-lagi aku harus malu hati.  Dia kan seorang artis masyur.  Publik figur.  Pokoknya tak sekufu lah ya denganku.  Lagi-lagi... da aku mah apa atuh... J
Yang ketiga, masih dari kalangan orang masyur.  Reza Afghan Syah.  Suaranya yang super duper merdu, membuatku hanyut dalam perasaan mendalam.  Lembut dan membuatku selalu haru mendengarnya.  Betah berlama-lama mendengar suaranya.  Hihihi .... apa pantas aku buat dia?  Lagi-lagi berikutnya adalah .... da aku mah siapa ah??
Yang keempat, jujur, aku jatuh cinta banget dengan kepiawaian managerial dan kesabaran beliau menghadapi segala masalah hidup.  Dahlan Iskan namanya.  Banyak cerita tentang beliau aku lahap dan baca.  Super deh... Sayang seribu sayang juga.  Beliau ga bakal level dengan aku.  Da aku mah ... apa atuh?  Wkwkwk ....
Aku hanya wanita sederhana.  Diciptakan Allah dengan segala kekurangan dan kelebihan.  Aku sadar betul  dengan kelebihan dan kekurangan itu.  Namun bukan berarti aku tak boleh berharap memiliki pasangan hidup yang serupa atau lebih tepatnya mendekati salah satu pria-pria yang aku sebutkan di atas kan?  Tampan, kaya, penyabar, lembut, sukses dalam kehidupan dan mampu membimbing keluarga dalam iman dan Islam.  Hingga aku mampu menjalani peran dan tugasku sebagai seorang istri dan ibu dengan tenang dan bahagia J
Nah, dengan kesadaran akan kekurangan itu pula lah, akhirnya aku tak dapat menolak laki-laki yang kini menjadi pendamping hidupku.  Dengan satu keyakinan, seiring waktu, kekurangan dan kelebihan itu akan menjadi sebuah kekuatan jika disatukan dengan baik dan benar dalam sebuah biduk rumah tangga.  Kalaupun pada akhirnya tak terjadi konspirasi yang seperti diharapkan, aku hanya bisa menyerahkan dan mengembalikan semuanya pada Sang Pencipta Kehidupan.  Semoga aku diberikan kesabaran untuk menghadapinya. 
Jadi suamiku, mohon maafkan aku.  Aku memang selalu memiliki PIL.  Pria Idaman Lain.  Dengan berbagai kriteria keunggulan yang mereka miliki.  Dengan harapan, kau bisa mengerti, laki-laki seperti apa yang kuharap akan mendampingi hidupku hingga akhir hayat.  Bukan hanya melulu karena ketampanan wajah dan kekayaan harta.  Namun lebih pada keimanan, Keislaman serta akhlak dan pribadi yang menentramkan hatiku.  Wallahu alam. J

(Catatan kecil, pada titik aku bingung untuk berkata-kata ... )