Tuesday 17 February 2009

Jika Tlah tiba Saatnya

Senin, 16 Februari 2009

Aku tiba di sana di bawah iringan rintik hujan gerimis. Sebagian ada wajah duka, sebagian ada wajah biasa-biasa saja. Yang berwajah duka, karena merasa sedih dengan perubahan ada menjadi tiada, sedangkan yang berwajah biasa-biasa saja mungkin karena anggapan, bahwa "ah... toh sudah waktunya untuk meninggal. Usia udah tua kok..."

Tapi tidak denganku. Jujur... ada dua alasan yang menyebabkan aku sedih datang ke pemakaman kakak dari ibuku tersebut (beliau kupanggil uwa). Alasan pertama adalah menyadari bahwa ibuku kini sebatang kara dalam silsilah keluarganya. Saudara-saudara beliau, dari adik atau kakak, semuanya sudah dipanggil yang Maha Kuasa. Alasan kedua adalah betapa setiap nyawa akan kembali kepada Sang Pencipta, yaitu Allah SWT.

Ya Allah... mungkin besok, atau lusa, atau mungkin beberapa detik lagi... Engkau akan mengutus malaikatMu kepadaku. Kemudian aku terbaring sepi di tanah itu. Bersama cacing, semut, sepi, dingin, dan terutama... bersama amalanku. Yang menjadi masalah adalah, amalan berwajah apakah yang akan menemaniku? Baikkah? Atau Burukkah?...
Wallahu'alam...

Yang kumau... betapa aku ingin kepergianku dari dunia, semata-mata hanya karena ingin berjumpa dengan kekasihku: Rasulullah dan Dirimu Ya Allah...Tapi sudikah Engkau menemuiku nanti?!...

No comments:

Post a Comment