Wednesday 31 March 2010

AKU PASTI BISA !

    Hari itu adalah hari yang melelahkan bagi Bu Tita. Padahal hari itu Bu Tita, guru kelas 1 sebuah sekolah dasar swasta, sudah mempersiapkan segalanya dengan baik. Jadwal dan rencana kegiatan harian, panduan guru, bahkan alat peraga penunjang kegiatan sudah tersedia. Tapi saat masuk kelas, segala rencana yang sudah terprogram dalam kepala buyar sudah. Apa pasalnya?

    Berawal dari tangisan Zaidan, yang pagi itu datang ke sekolah terlambat. Kelas yang semula tertib, berubah menjadi seramai pasar. Apalagi saat raungan Zaidan membahana kelas, karena tak ingin ditinggal pergi ibunya. Tangan gempalnya memegangi rok ibunya dengan erat. Sementara sang ibu berkeras melepas pegangannya. Bu Tita berusaha memegang badan bongsor Zaidan agar bisa lepas dari ibunya. Akhirnya, Zaidan bisa dipegang dan dikendalikan, setelah memakan waktu 10 menit, dengan segala bujuk rayu dan kata-kata motivasi. Namun baru saja Bu Tita mendudukkan Zaidan di kursinya, terdengar teriakan anak-anak lainnya, "Bu guru… Farel berantem sama Naufal… Farelnya nagis Bu…". Hhh… napas lega Bu Tita pun mengambang di udara. Berganti dengan tumbuhnya 'tanduk' di kepala. Belum lagi di jam berikutnya, air minum Linda yang tumpah membasahi meja dan lantai. Dava yang BAB di celana. Faza yang tidak mau makan. Semakin menambah 'tanduk-tanduk' lain bertumbuhan di kepala. Bahkan 'ekor'!

    Rangkaian masalah itu tidak cukup hanya hari itu. Bisa jadi dalam 1 pekan berulang sampai 3 atau 4 kali! Kadang masalah yang sama, kadang berganti dengan problem yang lain. Tapi tetap intinya:masalah! Membuat pening kepala dan penat tubuh. Yang lebih parah lagi terkadang memunculkan sebuah keputusasaan dan sebuah keinginan untuk berhenti saja menjadi seorang guru. Apalagi jika masalah itu ditambah dengan masalah pribadi, keluarga, orang tua murid yang complain, dan lingkungan kerja yang kurang mendukung. SO… apa yang harus dilakukan?

    Katakan AKU PASTI BISA menghadapi masalah ini! Itulah hal pertama yang sebaiknya dilakukan. Sebuah kalimat sederhana. Terdiri dari 3 kata, yang jika diucapkan seorang balita pun akan mudah dikatakan. Apalagi oleh kita, yang menurut katagori departemen ketenagakerjaan, tergolong ke dalam manusia usia produktif. Produktif dari segi komunikasi maupun produktif dari segi kerja nyata.

Namun pada kenyataannya, tak banyak di antara kita yang mau mengatakan 3 kata sederhana ini dalam kehidupan sehari-hari. Manakala kita dihadapkan pada permasalahan hidup yang sederhana, apalagi permasalahan yang rumit. Bahkan kita cenderung berusaha untuk menghindari masalah, dengan dalih tak mau repot ataupun malas menghadapinya. Padahal terkadang, ketika akhirnya kita terpaksa harus menghadapinya juga, kita bisa menyelesaikan masalah tersebut tanpa kita sadari. Dan tatkala masalah itu berakhir, kita mengatakan: Finally… akhirnya… Dengan sebuah tarikan napas panjang yang lega…

Kalau kita mau jujur, masalah sebenarnya adalah bumbu penyedap dalam kehidupan. Hidup tanpa masalah membuat dinamika kehidupan berjalan stagnan. Pasif. Cenderung membuat seseorang jadi non kreatif, alias tidak cerdas. Karena dengan adanya masalah, seseorang dituntut untuk berusaha menghadapi dan berfikir, bagaimana dia bisa menyelesaikan masalah tersebut. Bahkan lebih dari itu, seorang yang kreatif dan cerdas, akan rindu dan merasa tertantang dengan semakin banyaknya masalah dan rintangan yang ia hadapi. Seperti dituliskan salah seorang tokoh dari 18 tokoh Abad ke-20 yang paling dikagumi,
Helen Keller: "
Bergembiralah! Jangan pikirkan kegagalan hari ini, pikirkanlah kesuksesan yang akan datang esok… Sukses akan diraih jika engkau gigih dan akan engkau temukan kegembiraan dalam menaklukan berbagai rintangan."

Maka hadapilah masalah dengan tenang. Yakinkan hati bahwa kita BISA menanganinya dengan baik. Tentu saja dengan taktik dan metode yang kita kuasai. Trial dan error adalah hal biasa dalam menyelesaian sebuah permasalahan. Bahkan akan memperkaya perbendaharaan metode pendekatan kita dalam menghadapi permasalahan. Dan setelah kita mampu menghadapi setiap masalah, kita pun akan bisa mengatakan dan meyakinkan pada orang lain dan bahkan pada murid-murid kita di kelas : Katakan AKU PASTI BISA! Jangan menyerah apalagi mengatakan AKU TAK BISA!

Ada sebuah pengalaman menarik yang pernah saya alami, yang ingin saya bagi dalam tulisan ini. Pengalaman yang terjadi setahun lalu, saat saya mengajar murid-murid kelas 1 SD. Ketika saya mengajarkan sebuah pelajaran, banyak di antara murid saya mengatakan: "Bu guru… aku TIDAK BISA…" Saat itu saya menjawab : "Jangan pernah mengatakan Aku tak bisa nak… Katakan AKU BISA! AKU PASTI BISA! Karena Allah menciptakan manusia dengan bahan baku yang sama. Kalau teman-teman yang lain bisa, maka kamu pun PASTI BISA!"

Subhanallah… ternyata kekuatan kata AKU PASTI BISA berdampak luar biasa. Sejak saat itu, jika ada seorang murid saya mengatakan Aku tak bisa, maka teman yang lain akan menjawab Katakan AKU PASTI BISA. Maka murid saya itu langsung bersemangat untuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Bahkan hati saya sangat tersentuh saat seorang murid perempuan saya menulis sebuah surat yang masih saya simpan sampai saat ini. Surat itu berisi rangkaian kalimat sederhana :

" Bu guru, terima kasih… sekarang aku sudah bisa membaca Al Qur'an. Karena ibu pernah bilang padaku, katakan AKU PASTI BISA. Aku selalu mengingat kata-kata itu. Dan aku bisa membuktikannya sekarang. Ternyata AKU BISA baca Al Qur'an."

Berkaca dari pengalaman tersebut, ayo! Mari kita coba untuk selalu mengatakan AKU PASTI BISA saat menghadapi setiap permasalahan. Dan rasakan sensasi kata-kata itu menjalari otak kita, untuk kemudian otak kita akan memerintahkan bagian tubuh yangn lain bergerak untuk memulai tahapan-tahapan penyelesaian masalah tersebut. Diiringi awalan kata Bismillah, Insya Allah kita akan merasakan dampak yang LUAR BIASA dari kekuatan kata-kata AKU PASTI BISA!!!


 

Bekasi, 13 Desember 2009


 

No comments:

Post a Comment